Sabtu, 30 Oktober 2010

Sinar rezeki pembuatan lampion dari botol minuman bekas

Botol minuman bekas biasanya hanya diperhatikan oleh petugas kebersihan dan para pemulung. Hanya sedikit orang yang bisa memanfaatkan botol minuman bekas menjadi bahan baku untuk menghasilkan produk baru yang bernilai jual tinggi. Salah satunya menggunakan bahan baku botol minuman bekas untuk pembuatan lampion.

Bab Novandy salah satu dari sedikit orang yang sudah memanfaatkan botol bekas minuman untuk dibuat menjadi lampion ini. Lampion buatannya dijual dengan harga berkisar antara Rp.50 ribu hingga Rp.500 ribu. Botol bekas minuman yang dimanfaatkannya bukan hanya untuk membuat lampion, tapi juga untuk pembuatan produk lainnya. Misalnya tirai rumah dan miniatur kendaraan.

TERANGNYA BISNIS LAMPIONS DAUR ULANG BOTOL BEKAS

Produk-produk daur ulang masih menjadi bisnis yang menggiurkan. Selain tidak perlu bermodal besar, bisnis ini hanya memerlukan kreativitas yang tinggi. Bob Novandy termasuk yang jeli melihat peluang ini. Pengrajin lampions daur ulang botol minuman bekas di Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini sudah menjalankan bisnis daur ulangnya sejak tahun 2003 lalu.

Mantan sespri salah satu anggota DPR ini terinspirasi mengembangkan produk daur ulang ketika banyak botol-botol plastik dibuang begitu saja di banyak tempat tanpa dimanfaatkan. Dengan kemampuannya kini ia telah memproduksi kurang lebih 150 jenis bentuk botol daur ulang dengan harga per buahnya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 500.000.

Beberapa produk seperti lampions dengan berbagai macam ukuran, tirai-tirai rumah, miniatur kendaraan ia produksi sendiri dari tangannya yang sangat terampil. Ia mengaku, saat ini semua produksi lampions daur ulangnya diproduksi jika ada pesanan saja. Produksi lampionsnya setidaknya sudah menembus pasar Hongkong. "Pasar yang saya incar seperti cafe, perumahan, lokasi kost dan lain-lain," kata Bob ketika ditemui detikFinance, Kamis (18/3/2010).

Saat ini semua pesanan yang ia perolehnya umumnya masih dari mulut ke mulut, semua penjualan produknya tidak melalui gerai khusus. Bagi pemesan yang berminat umumnya langsung mendatangi rumahnya di Kebon Jeruk.

Bob mengatakan dalam sebulan ia mampu memproduksi lampions hingga 300 unit dengan omset Rp 20 juta, ini terjadi jika Bob sedang mendapat orderan penuh dari para pemesan. "Bisnis ini untungnya gede, tapi ngggak rutin ordernya misalnya Coca Cola salah satu pelanggan saya, yang membeli untuk dikirim ke Hong Kong," katanya.

Lulusan IISIP Jakarta tahun 1980 ini, mengakui untuk menghasilan produk-produk bernilai tinggi, ia hanya memerlukan bahan baku dari lapak-lapak pemulung. Harga bahan baku botol plastik bekas rata-rata Rp 4000 per kg atau sekitar 10 botol, yang bisa diolah menjadi satu produk lampions.

Bob yang mengklaim namanya dari kependekan dari kata Bantu Orang Banyak (BOB) ini, tidak memerlukan modal besar untuk menjalankan bisnis ini. Hanya dengan bahan-bahan seperti pisau cutter, gunting dan cat, ia sudah bisa menjalankan bisnis ini. "Sayangnya apresiasi masyarakat terhadap barang daur ulang masih menganggap remeh, mereka masih melihat bahan, bukan pada proses," katanya.

Kemampuan mengolah sampah ini ia juga turunkan kepada anak-anak sekolah dasar, Bob sempat mengajar di beberapa sekolah dasar di wilalayah Jakarta Barat. Pria yang suka mengutak-atik kata ini punya pandangan sendiri terkait makna kata Lampions yaitu berasal dari kepanjangan kata Langkah Alternatif Mengatasi Pengangguran Ikhlas Optimis Niat Sejahtera (LAMPIONS).

detikfinance.com
http://www.bunyu-online.com/2010/10/sinar-rezeki-pembuatan-lampion-dari.html

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Beri Komentar pada blog ini

AdBrite